EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

HUMOR HARI INI

*KETUA  RT Zaman Now*

*Di sebuah jalan kampung yang padat, demi keselamatan, pak RT memasang rambu peringatan:*

" *AWAS PELAN-PELAN, BANYAK PEJALAN KAKI*..!!"

*Tapi pengendara tetap saja ngebut..*

*Karena rambu tersebut tidak dipatuhi pengendara, maka Pak RT membuat rambu yang lain lagi:*

" *AWAS PELAN-PELAN, BANYAK ANAK-ANAK*..!!"

*Ternyata rambu itu tak diindahkan juga.*

*Namun Pak RT tak kurang akal, dipasang rambu baru dengan tulisan:*

" *AWAS PELAN-PELAN, BANYAK PEREMPUAN MANDI*..!!" 😍

*Dan ternyata...*

*Sejak saat itu, tidak ada lagi yang ngebut di jalan itu. Rata rata melaju dengan perlahan sambil tengak-tengok kiri-kanan, laju motor mereka yang biasanya 40 km/jam menjadi 5 km/jam...*

😅😜

Komentar