EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

HUMOR HARI INI

SALAHKU OPOOOO ?

Tadi saya mendapat telpon, ada suara lembut mengenalkan diri dari Asuransi.

Sales : Selamat Pagi ibu, boleh ganggu sebentar bu?

Saya : Ada apa?

Sales : ibu pergi dan pulang kerja naik mobil..?

Saya : Iya jelas.

Sales : ibu nyetir sendiri?

Saya : Tidak, sopir yang bawa.

Sales : Apakah sudah masuk asuransi mobilnya?

Saya : Saya kira sudah, coba nanti saya tanya.

Sales : Berapa nilai mobil ibu, di bawah 1M, atau 1M lebih?

Saya  : Semestinya 1M lebih.

Sales : Mobil apa yang ibu pakai?

Saya  : Trans Semarang

Tiba-tiba dia marah marah terus telpon ditutup....

Heran saya 🤔
Trusss salahku opoooo ???
😩😩😩😩...

Komentar