EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

CERITA BERSAMBUNG "Layang Putus"

Layang Putus
Karya: Yasinta Azzahra XI IPA

Gemuruh suara angin yang berhembus
Cintaku tak buta
Ia ada
Hanya saja tak ku biarkan kau melihatnya
Kau tahu ini bukan soal bertukar kabar

Ini lebih dengan menjaga apa-apa yang harus dijaga
Kisah ini jelas sangat berbeda,ketika kau tak kunjung
Menyadari bahwa cinta adalah “kata kerja”
Kata yang tak seharusnya hanya di ungkapkan semata
Namun,harus diperjuangkan juga
Sore ini terasa berbeda dengan sore-sore biasanya.Hujan tadi menyisakan aroma basah yang entah tak ku mengerti apa maknanya.Aroma yang selalu membuatku mendepa-depa bayangnya.Ku mengawang-awang dilangit yang mendung,disana ku seperti melihat layar tv masa lalu yang selalu menghantuiku.Perihal kisah dimasa muda ringkih,patah lirih,bahkan berkeping-keping.Semua menyatu,kemudian menciptakan nada dan irama.Seperti hujan yang turun diiringi dengan angin dan petir.Tenang di awal hanya sebagai pengawal,tetapi ujian hidup yang bertubi-tubi itulah yang sering mendominasi.
“Eh kamu tau cowok berlagu kelas X IPA 2 nggak?”,ucap Amira yang datang tiba-tiba dari luar dengan nada kesalnya
“Kenapa lagi Mir? siapa sih yang kamu maksud?”,ucap Fatimah bertanya-tanya sembari memakan sesendok nasi di mulutnya.
“Itu si Rhado,anak yang nyebelin dan sok-sokan,beci banget aku sama dia”,ucap Amira kesal.
“Huss jangan bilang gitu,benci bisa jadi cinta lo,hati-hati”,ucapku mengingatkannya.
“Ewh,mit amit aku jodoh sama dia,jodoh sama tapir aja mending”,ucap Amira.
“Kalau kamu jodohnya maunya sama tapir,nanti kalo kamu punya bayi berarti bayi tapir dong”,ucap Jeaniva dengan tertawa
Mereka tertawa ku hanya terdiam dan memberikan senyuman ku tak mengerti siapa yang di maksud oleh Amira.Namun,hanya bisa setiap hari mendengar keluh kesahnya mengenai lelaki itu.Tak pernah rasanya ku mendengar Amira menceritakan hal baik tentang lelaki itu.
Siapa dia? Ku ingin tahu dan mungkin mengenalnya.Tetapi katanya dia sangat menyebalkan dan jauh dari kata baik.Apakah perlu ku cari tau tentangnya.
Bersambung...

Komentar