EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

AYO, DIKNAS, BERGERAKLAH!

Pabrik Pil PCC di Jalan Halmahera Raya No. 27 Semarang diakui oleh Joni __pemiliknya__ baru berproduksi selama 6 bulan. Tiap  satu detik pabrik tsb mampu berproduksi 35 pil PCC. Satu menit 35X60 (detik)=2.100. Satu jam 2.100X60 (menit)=126.000. Satu hari penuh 126.000X24=50.400. Satu bulan 50.400X30 (hari)=3.780.000. Enam bulan maksimal diproduksi 3.780.000X6 (bulan)=22.680.000 pil PCC.

Pil yg disita di lokasi 13 juta butir. Jadi, pil yg beredar maksimal 22.680.000-13.000.000=9.680.000. Kata remaja yg tidak mau disebut namanya, pil-pil PCC telah diedarkan lama ke anak-anak dan remaja Kota Semarang.

Ayo, Diknas,  mintalah kepada sekolah-sekolah dan guru-guru untuk segera melakukan sidak ke murid-murid dlm rangka mengantisipasi peredaran pil-pil perusak masa depan anak bangsa.

Catatan kriminal

Komentar