EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

FENOMENA ANTAGONIS AKHIR JAMAN

● Banyak rumah semakin besar, tapi keluarganya semakin kecil.
● Gelar semakin tinggi, akal sehat semakin rendah
● Pengobatan semakin canggih, kesehatan semakin buruk.
● Travelling keliling dunia, tapi tidak kenal dengan tetangga sendiri.
● Penghasilan semakin meningkat, ketenteraman jiwa semakin berkurang.
● Kualitas Ilmu semakin tinggi, kualitas emosi semakin rendah.
● Jumlah Manusia semakin banyak, rasa kemanusiaan semakin menipis.
● Pengetahuan semakin bagus, kearifan semakin berkurang.
● Perselingkuhan semakin marak, kesetiaan semakin punah.
● Semakin banyak teman di dunia maya, tapi tidak punya sahabat yang sejati.
● Minuman semakin banyak jenisnya, air bersih semakin berkurang jumlahnya.
● Pakai jam tangan mahal, tapi tak pernah tepat waktu.
● Ilmu semakin tersebar, adab dan akhlak semakin lenyap
● Belajar semakin mudah, guru semakin tidak dihargai
● Teknologi Informasi semakin canggih, fitnah dan aib semakin tersebar.
● Orang yang rendah ilmu banyak bicara, orang yang tinggi ilmu banyak terdiam.
● Tontonan semakin banyak, tuntunan semakin berkurang. Akhirnya tontonan jadi tuntunan
Kayaknya sekarang sudah marak terjadi, semoga kita termasuk orang yang tetap eling lan waspada

(Gus Mus)

Komentar