EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

Tulisan lama tapi tetap aktual dan penting dibaca:

Tulisan mantan Rektor ITB, Prof. Akhmaloka
--------------------------
Hedonic Treadmill

Pertanyaan :

Kenapa makin tinggi income seseorang, ternyata makin menurunkan arti / fungsi / peran uang dalam membentuk kebahagiaan ?

Kajian-kajian dalam ilmu financial psychology menemukan jawabannya, yang kemudian dikenal dengan nama :
" hedonic treadmill ”.

Gampangnya, hedonic treadmill ini adalah seperti ini :
Saat gajimu 5 juta, semuanya habis.

Saat gajimu naik 30 juta per bulan, eh... semua habis juga. Kenapa begitu ?

Karena harapan / ekspektasi dan gaya hidupmu pasti ikut naik, sejalan dengan kenaikan penghasilanmu.

Dengan kata lain, nafsumu untuk membeli materi / barang mewah akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan income-mu.

Itulah kenapa disebut hedonic treadmill :
Seperti berjalan di atas treadmill, kebahagiaanmu tidak maju-maju !!!

Nafsu materi tidak akan pernah terpuaskan.

Saat income 10 juta/bulan, mau naik Avanza.

Saat income 50 juta/bulan pengen berubah naik Alphard. Itu salah satu contoh sempurna tentang jebakan hedonic treadmill.

Hedonic treadmill membuat ekspektasimu akan materi terus meningkat.

Itulah kenapa kebahagiaanmu stagnan, meski income makin tinggi.

Ada eksperimen menarik :

Seorang pemenang undian berhadiah senilai Rp5 milyar dilacak kebahagiaannya 6 bulan setelah ia mendapat hadiah.

Apa yang terjadi ?

6 bulan setelah menang hadiah 5 milyar, level kebahagaiaan orang itu SAMA dengan sebelum ia menang undian berhadiah.

Itulah efek hedonic treadmill.

Jadi apa yang harus dilakukan agar kita terhindar dari jebakan hedonic treadmill ?

Lolos dari jebakan nafsu materi yang tidak pernah berujung ?

Terapkan lah  gaya hidup yang bersahaja !!!

Sekeping gaya hidup yang tidak silau dengan gemerlap kemewahan materi.

Mengubah orientasi hidup !!!

Makin banyak berbagi, semakin banyak memberi kepada orang lain, teruji justru semakin membahagiakan...!!!

Bukanlah banyak mengumpulkan materi yang membuat kebahagiaanmu terpuaskan !!!

When enough is enough.

Kebahagiaan itu kadang sederhana misal masih bisa menikmati secangkir kopi panas, memeluk anggota keluarga, tersenyum memulai hari hari, berbagi peduli memberi makna dan manfaat terhadap sesamanya, menyapa dan mengasih berbagi rejeki ke tukang sampah, lanjut membaca "makanan" spiritual sepanjang perjalanan menuju tempat tugas berdzikir, berbakti untuk agama, keluarga, bangsa dn negara, maka betapa indahnya hidup ini !!!

Selamat menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.

“ Bermegah-megahan telah melalaikan kamu "
" Sampai kamu masuk ke dalam kubur "
" Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu).”
(QS al-Takâtsur [102]: 1-3).

" Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir "
" Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia semakin kikir ”.
(QS al-Mârij [70] :  19-21).

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :

“ Kekayaan itu bukanlah lantaran banyak harta bendanya, akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah kebahagiaan  jiwa  dan ketentraman jiwa ".

(HR al-Bukhari).                                                                                          Insya Allah bermanfaat...

Komentar