EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

RENUNGAN HATI 6 OKTOBER 2017

. *DULU AKU INI SIAPA dan SEKARANG MAU KEMANA...?*

Ini ada tulisan bagus , tapi tidak mudah untuk dilakukan tetapi baik untuk di... *RENUNG* ...kan

*Dulu...,*
Aku sangat *KAGUM* pada manusia yang :
» Cerdas...,
» Kaya...,
» Berhasil dalam Karir...,
» Hidup sukses...,
»  dan Hebat  Dunianya...

*Sekarang...,*
Aku memilih untuk mengganti kriteria kekagumanku...
Aku kagum dengan :
» *Manusia yang Hebat di mata Tuhan ...,  
» *Sekalipun kadang penampilannya begitu biasa dan sangat bersahaja* ...

*Dulu...,*
Aku memilih *MARAH* ketika merasa *'Harga Diriku'* dijatuhkan oleh orang lain yang 'Berlaku Kasar Kepadaku' dan menyakitiku dengan 'Kalimat-Kalimat Sindiran...'

*Sekarang...,*
Aku memilih untuk
*BERSABAR**, Karena aku yakin *'Ada Hikmah Lain'*  yang datang dari mereka ketika aku mampu untuk  *Bersabar*...'

*Dulu...,*
Aku memilih *MENGEJAR DUNIA* dan *'Menumpuknya'* sebisaku...
Ternyata aku sadari kebutuhanku hanyalah
*'Makan dan Minum'* untuk hari ini...

*Sekarang...,*
Aku memilih untuk *BERSYUKUR & BERSYUKUR* dengan apa yang ada dan memikirkan bagaimana aku bisa *'Mengisi Waktuku'* hari ini dengan apa yang bisa aku lakukan/perbuat dan bermanfaat *'Untuk Sesamaku'*...

*Dulu...,*
Aku berpikir bahwa aku bisa *MEMBAHAGIAKAN*
» Orang tua.,.,
» Saudara...,
» dan teman-temanku
jika aku berhasil dengan duniaku... Ternyata yang membuat mereka bahagia *'Bukan Itu'*..., melainkan :
» Ucapan...,
» Sikap...,
» Tingkah...,
» dan Sapaanku kepada mereka...

*Sekarang...,*
Aku memilih untuk *'Membuat Mereka Bahagia'* dengan apa yang ada padaku.., karena aku ingin ke-Manfaat-an ku ditengah-tengah mereka...
*(Sebaik-baik Manusia adalah yang Bermanfa'at buat Manusia lainnya)* ...

*Dulu...,*
Fokus pikiranku adalah membuat *RENCANA-RENCANA DAHSYAT* untuk *Duniaku*...
Ternyata aku menjumpai teman dan saudara-saudaraku begitu *cepat menghadap kepada_NYA*...

*Sekarang...,*
yang menjadi *'Fokus Pikiran'* dan *'Rencana-Rencana'* ku adalah: *Bagaimana agar Hidupku dapat Berkenan di mata ALLOH jika suatu sa'at nanti diriku dipanggil oleh_NYA*...

→ *Τak ada yang  dapat menjamin* bahwa : *aku* dapat menikmati *'Teriknya Matahari Esok Pagi'*...

→ *Τak ada yang  bisa memberikan jaminan kepadaku* bahwa : *aku* masih bisa *'Menghirup udara Besok Hari'*...

Jadi apabila *'Hari Ini dan Esok Hari'* aku masih hidup..., itu adalah karena *kehendak ALLOH dan anugerah_Nya  semata*..., bukan kehendak siapa-siapa...

*Renungan ini* mengintropeksi kita agar lebih mawas diri bahwa :
*'DULU' aku ini siapa...?*
Dan
*'SEKARANG'* aku mau kemana...?
Mari renungkan...🙏

Komentar