EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

MENGONVERSI TEKS LAPORAN MENJADI PUISI


OLEH :
THOMAS CHRISTIAN W.,M.PD
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Langkah-langkah mengonversi teks:
1. Bacalah teks hasil laporan observasi dengan seksama
2. Tentukan struktur teks laporan hasil observasi
3. Rumuskan tema umum dari laporan tersebut untuk membantu mengonversi teks tersebut menjadi puisi.
4. Tentukan makna yang terkandung dalam teks laporan hasil observasi.
5. Pahami pada bagian deskripsi untuk membantu menuangkan ide dalam puisi.
6. Gunakan bahasa sendiri dengan tetap melibatkan kalimat dalam teks laporan.
7. Gunakan telinga, mata, hati, peraba untuk menghidupkan imajinasi mengenai tema atau ide yang telah   dirumuskan.
8. Tuliskan hal-hal yang kita pikirkan, rasakan baik itu kegelisahan, kecewa, kegembiraan, simpati, dan lain-lain.
9. Gunakan pilihan kata yang indah.

Komentar