EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

KUMPULAN PUISI UNTUK GURU




WAKTU YANG KUSESALI
Oleh Robiatul Adawiyah

Begitu cepat waktu berlalu
Tak terasa perjumpaan ku sudah berlalu
Sangat cepat ,Sangat menyesal ,Sangat kecewa

Teringat dalam Memori yang lalu
Menangis mengingat masa-masa yang lalu
Melukiskan canda tawa & kebahagiaan bersamamu

Sepanjang waktu berlalu
Kenapa kami baru menaruh perhatian pada Guru
Saat Guru tetah tiada
Karena di panggil oleh Sang Maha Kuasa

Begitu kejamnya kami melupakan jasa mu
Maafkan kami guru
Yang telah menggoreskan tinta hitam,di dalam hidupmu
Andaikan waktu dapat terulang
Kami berjanji akan memberikan yang terbaik bagimu

Tangisan kami hanya untukmu
Saat kami tak mengerti,
Guru yang akan menjelaskannya
Saat kami membuat kesalahan,
Guru yang menasihatinya
Saat kami mengingatmu,
Kau telah tiada

Jasamu kan abadi bersemayam di hati kami
Begitu besar perhatianmu pada kami
Yang selama ini menyusahkanmu
Hanya kata TERIMA KASIH & MAAF untuk Mu

IBU GURUKU TERSAYANG
Oleh Anggie Rulistiyani

Ibu Guru ...
Kau yang telah mendidikku
Kau yang telah menasehati ku
Dalam keadaan bingung

Ibu Guru ...
Engkau adalah pahlawanku
Engkau bagaikan penyelamatku
Engkau tulus mengajariku

Ibu Guru ...
Terima kasih atas semua jasamu
Aku sayang padamu
Seperti kau menyayangiku 

GURUKU PAHLAWANKU
Oleh Cindy Agustin

Sinar pagi yang cerah ..
Membuat aku bergegas untuk brngkat sekolah.
Sungguh senang hari ini,

Demi mendapat ilmu ,
aku rela berjalan kaki , untuk meraih suksesku,

Gurulah yang memberiku ilmu ,
Gurulah yang menyemangatiku,
Gurulah yang membimbing ku

Tanpa ilmu aku takkan sukses,
tidak ada guru tidak ada pula ilmu
,
Terima kasih guru .
Kau lah guru terhebat bgiku
kaulah pahlawan ku
pahlawan tanpa tnda jasa

Jika suatu saat nanti aku sudah menjadi sepertimu , aku akan memberikan ilmu yang kau berikan kepada ku , untuk mereka yang membutuhkanku,

Guru jasa mu akan selalu kukenang,

Menjadi terdidik serinsg-kali berarti menjadi individu yang mampu mengolah aspek-aspek remeh untuk menggambarkan makna yang terdapat dibaliknya, sama halnya dengan pendidikan, mempelari pendidikan tidak melulu dengan diam didalam kelas, karena sebenarnya setiap dahan yang terhempas dari tangkainya adalah cara Tuhna mendidik manusia. Semoga Puisi Pendidikan di atas menjadi salah satu bahan yang menarik untuk mempelajari khakikat pendidikan.

Komentar