EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

HUMOR HARI INI SEORANG GADIS DILAMAR SANTRI SARUNGAN

SEORANG GADIS DILAMAR SANTRI SARUNGAN..

Anak : Bu...  Aku dilamar.
Ibu.   : sama siapa...?
Anak : seorang  santri Bu...
Ibu.   : terima saja nak...!
Anak : kok...  Langsung diterima ???
Ibu.   : Alloh  saja yg tidak nampak kasat dia patuhi dan selalu merawat menjaga perintah & larangan Nya... Apalagi hanya kamu seorang.

Anak : tapi, tidak punya gelar!  Hanya Santri ?
Ibu.   : seorang master / profesor,  hanya menguasai satu bidang tertentu.  Tapi santri bisa menguasai ilmu neriman, sabar, tawadhu', ngalah pandai bersyukur dan byk lagi....
Anak : tampilannya hanya peci sama sarung lho Bu...
Ibu.  : sarung hanya bungkusnya yg penting isinya Nduk....

Berbahagialah PARA SARUNG, EH SANTRI.

SELAMAT HARI SANTRI

Komentar