EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

HUMOR HARI INI, LAGAK DAN GAYA PEDAGANG

humor hari ini
*LAGAK DAN GAYA PEDAGANG*

Ada pedagang yang kontradiktif. Siapa lagi jika bukan si tukang roti. Di satu sisi, dia *tidak ingin ditawar* harga jualannya. Akan tetapi, di sisi lain, yang dia jual adalah *roti tawar*? Ada lagi, pedagang yang supernekat: *tukang gas*! Sudah tahu jika jalan menurun tajam, masih saja dengan nekat dan seenaknya, dia teriak-teriak, " *gas-gas*!” dan  bukannya “rem-rem!”.

Lha ini, ada pedagang yang tergolong *kurang kerjaan*. Tidak lain dan tidak bukan si tukang nasi goreng. Yang namanya nasi itu 'kan jelas-jelas sudah matang,  kok _masih saja digoreng_. Dasar!

Eh, ada lagi lho pedagang yang *tidak kenal kata menyesal*. Tukang bubur! Nasi yang sudah jadi bubur mestinya ya dibuang, e, e, e, _masih dijual juga_?. Tidak tahu diri! Huh!

Pedagang yang *paling tidak logis* adalah pedagang ikan. Ikan _mati disebutnya masih segar!_. Akan tetapi, masih ada pedagang *paling bodoh*. Siapa dia? Tukang cetak foto. Ditanya 3X4 berapa, _selalu dia jawab 15. 000_,

O, iya, ada pedagang *paling setia*. Saya memanggilnya abang tukang bakso! Biar pun dagangannya habis-bis, dia masih _tetap setia menyisakan dua biji_  buat istri tercinta.

Hihihi ... salu ah.

Edisi hahahihi @Mahmud Hidayat

Komentar