EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

KISAH INSPIRATIF "MAAF KAMI SHOLAT DULU"

*Kisah Inspirasi*.....

Maaf Kami Sholat Dulu...

Ada yang menarik di sudut warung PrekSu milik Ferry Atmaja di Jogjakarta. Kalo dari nama warungnya terkesan kayak "misuh/memaki" padahal enggak tuh.. PrekSu kepanjangan dari Geprek Susu. Jualannya ayam geprek selalu jadi jujugan mahasiswa kelaparan!
Murah...!
Nasi ambil sepuasnya..
Es teh bayar sekali, boleh nambah berkali-kali..

Kalau kamu ke Jogja tanya warung Preksu maka banyak yang sudah tau lokasinya dimana saja.

Ketika 2014 lalu saya mewawancara Ferry di Radio Geronimo acara Kongkow Bisnis, dia bercerita kalau usahanya dimulai bener-bener tanpa riba. Gak pernah utang bank, tapi menggaet investor dari rekannya. Modalnya gak banyak, hanya 15 juta saja untuk bikin warung tenda. Kalau sekarang berkembang jadi 5 cabang dan selalu diserbu mahasiswa pasti ada rahasianya..

Saya pernah ke salah satu warungnya, dia sedang sholat berjamaah dengan karyawannya. Yang putra sholat bareng, yang putri jaga di depan, lalu bergantian..

Adzan... sholat!
Adzan... sholat!
Adzan... sholat!

Lho! Itu konsumen ditinggal begitu saja?

"Konsumen kami sudah paham mas, waktu sholat pelayanan akan melambat. Karena seluruh kru yang putra akan sholat jamaah duluan di masjid terdekat, naik motor barengan. Nanti 15 menitan mereka sudah siap melayani lagi..."
Kata Ferry..

Saya tertegun melihat pengumuman itu ditempel di dinding warungnya, dan bisa istiqomah dilakukan bersama..

Rejeki berkurang atau konsumen kabur Fer?

"Alhamdulillah enggak mas, rejeki kita sudah jadi hak Allah sepenuhnya, jatah kita gak bakal diambil oleh orang lain.. saya pegang itu mas. Dan saya yakin sepenuhnya pada janji ALLAH... kalau kita bertaqwa, maka ALLAH yang akan selalu mencukupkannya.."

Mereka juga memberikan keistimewaan ke konsumennya:
Yang puasa senin kamis buka makan gratis!
Yang baca surat Al Kahfi di hari jumat makan minum gratisss!! Tanpa syarat.. hanya butuh kejujuran, begitu tulisnya!

Masya ALLAH...

"dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."
[QS At Talaaq:3]

Banyak yang punya usaha kuliner pasang spanduk dimana-mana, baliho besar pun disewa, tapi kok pengunjungnya biasa, dan akhirnya gak bertahan lama..

Namun Ferry dan Preksu membuktikan bisa terus eksis jualan tanpa harus promosi heboh, rezeki tak tertunda..
karena mereka tak pernah menunda-nunda sholat ketika suara adzan telah bergema...

Salam,
Thomas Christian W., M.Pd

Komentar