EDISI APRESIASI PUISI KONTEMPORER @ MAHMUD HIDAYAT *COLONNES SANS FIN* SUTARDJI CALZOUM BACHRI

Tiang tanpa akhir tanpa apa di atasnya tiang tanpa topang tanpa apa di atasku tiang tanpa akhir tanpa duka lukaku tiang tanpa siang tanpa malam tanpa waktu tiang tanpa akhir menuju ke mana kau dan aku yang langit koyak yang surga tumpah karena tinggi tikammu luka terhenyak neraka semakin galak dalam botolmu tiang tanpa akhir ah betapa kecilnya kau jauh di bawah kakiku Tiang (tonggak) adalah “kiasan sesuatu yag menjadi pokok kekuatan, penghidupan, dsb.” (KBBI, 2014: 1459). Dikatakan dalam puisi tersebut bahwa pokok kekuatan (penghidupan, dsb.) itu _tanpa akhir_ (“Colonnes Sans Fin”), tanpa ujung, tidak berkesudahan atau berpenghabisan sehingga tidak terlihat apa yang ada di atasnya ( _tanpa apa di atasnya_ ) dan tidak tahu rahasia apa yang ada di dalamnya. Akan tetapi, penghidupan ( _tiang_ ) tanpa fungsi penyokong atau penunjang ( _topang_ ) kehidupan akan membuat aku kehilangan harapan atau tujuan hidup ( _tanpa apa di atasku_ ) sehingga tidak ada lagi _...

PEDOMAN PENULISAN DAFTAR PUSTAKA DALAM PUEBI

**
Catatan Mahmud Hidayat

A. *PEMAKAIAN TANDA BACA*
1. *Pemakaian Tanda Titik* (.), ketentuan nomor 4,
“Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.”
Misalnya:
Pusat  Bahasa,  Departemen  Pendidikan  Nasional.  2008.  _Peta  Bahasa  di  Negara Kesatuan Republik Indonesia_. Jakarta.
Moeliono, Anton M. 1989. _Kembara Bahasa_. Jakarta: Gramedia.

Catatan Mahmud Hidayat:
Meskipun tidak ada ketentuan bahwa di setiap akhir daftar pustaka dipakai tanda titik, semua contoh penulisan daftar pustaka dalam PUEBI selalu diakhiri tanda titik sehingga tanda titik di akhir penulisan daftar pustaka dipandang benar.

2. *Pemakaian Tanda Koma* (,) ketentuan nomor 8,
“Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.”
Misalnya:
Gunawan, Ilham. 1984. _Kamus Politik Internasional_. Jakarta: Restu Agung.
Halim, Amran (Ed.) 1976. _Politik Bahasa Nasional_. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
Tulalessy, D. dkk. 2005. _Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur_. Ambon: Mutiara Beta.
3. *Tanda Titik Dua* (:), ketentuan  nomor 5,
“Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.”
Misalnya:
_Horison_, XLIII, No. 8/2008: 8
Surah Albaqarah: 2—5
Matius 2: 1—3
_Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara_
_Pedoman Umum Pembentukan Istilah_. Jakarta: Pusat Bahasa.

B. *PENULISAN HURUF*
1. *Penulisan Huruf kapital*, ketentuan nomor 11,
“Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti _di, ke, dari, dan, yang_, dan _untuk_, yang tidak terletak pada posisi awal.”
Misalnya:
Saya telah membaca buku _Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma_.
2. *Penulisan Huruf Miring*, ketentuan nomor 1,
“Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka”.
Misalnya:
Pusat Bahasa. 2011. _Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa_. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

*Catatan*:
*Pemakaian Tanda Petik* (“), ketentuan nomor 2,
“Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.”

Misalnya:
Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 125 buku itu.
Marilah kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"!
Film  “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel.
Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia" dalam buku _Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani_.
Makalah "Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian peserta seminar.
Perhatikan "Pemakaian Tanda Baca" dalam buku _Pedoman  Umum  Ejaan  Bahasa Indonesia yang Disempurnakan_.

Komentar